Pohon
Kelor dapat ditemukan tumbuh secara alami pada
ketinggian hingga 1.000 m di atas permukaan laut. Dapat tumbuh dengan
baik di lereng bukit, tetapi lebih sering ditemukan tumbuh di padang
rumput atau di daerah aliran sungai. Kelor merupakan pohon yang dapat
tumbuh dengan cepat. Bahkan, Kelor ditemukan dapat
tumbuh 6 -7 m dalam satu tahun di daerah yang curah hujannya kurang
dari 400 mm (Odee, 1998).
Sebagai
tanaman non-budidaya, Kelor dikenal dengan ketahanannya terhadap
kekeringan dan penyakit. Kelor tumbuh dengan cepat dan mudah untuk
mengolah. Daun Kelor, segar atau diolah menjadi bubuk kering, dapat
digunakan sebagai bahan makanan sehari-hari dalam banyak cara: dalam
siap pakai makanan, jus, roti, pasta, goreng, bumbu, sup instan.
Makanan
ini dapat digunakan dalam rumah tangga, sekolah kafetaria, apotik,
bangsal bersalin, pusat rehabilitasi gizi, serta restoran dan
supermarket.
Pedoman
ini diperuntukkan untuk meningkatkan Kelor pertanian dan pengolahan
daun untuk memenuhi standar sanitasi dan gizi atas. Untuk pertama
kalinya, teknik produksi Kelor, disempurnakan oleh petani Afrika,
telah disusun, diverifikasi dan disajikan dengan cara yang mudah
digunakan, yang tepat. Langkah-langkah dalam tahap daun –
processing telah diuji dan ditingkatkan berdasarkan informasi yang
dikumpulkan dari kedua Afrika dan Asia. Akhirnya, analisis laporan
ilmiah yang dapat diandalkan telah membantu mendirikan gizi
rata-rata nilai daun Kelor segar atau bubuk.
Tanaman
Kelor adalah sumber yang luar biasa bagi negara-negara berkembang.
Olahan atau segar, daun Kelor tidak hanya baru, sumber menjanjikan
pendapatan dan lapangan kerja, tetapi juga sayuran, luar biasa kaya
nutrisi bagi keluarga dan pasar.
Kelor
(Moringa oleifera) tumbuh dalam bentuk pohon, berumur panjang
(perenial) dengan tinggi 7 -12 m. Batang berkayu (lignosus), tegak,
berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar. Percabangan
simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan
memanjang. Daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling
(alternate), beranak daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat
muda berwarna hijau muda - setelah dewasa hijau tua, bentuk helai
daun bulat telur, panjang 1 - 2 cm, lebar 1 - 2 cm, tipis lemas,
ujung dan pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, susunan pertulangan
menyirip (pinnate), permukaan atas dan bawah halus. Bunga muncul di
ketiak daun (axillaris), bertangkai panjang, kelopak berwarna putih
agak krem, menebar aroma khas. Buah Kelor berbentuk panjang bersegi
tiga, panjang 20 - 60 cm, buah muda berwarna hijau - setelah tua
menjadi cokelat, bentuk biji bulat - berwarna coklat kehitaman,
berbuah setelah berumur 12 - 18 bulan. Akar tunggang, berwarna
putih, membesar seperti lobak. Perbanyakan bisa secara generatif
(biji) maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran rendah
maupun dataran tinggi sampai di ketinggian ± 1000 m dpl, banyak
ditanam sebagai tapal batas atau pagar di halaman rumah atau ladang.
1.
Syarat Tumbuh
Tanaman
Kelor (Moringa oleifera) tidak hanya dapat tumbuh dan berkembang di
India dan Indonesia saja, tetapi juga di berbagai kawasan tropis
lainnya di dunia. Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada
daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas
permukaan laut. Karena tanaman Kelor merupakan leguminosa, maka
bagus ditanam secara tumpang sari dengan tanaman lain karena dapat
menambah unsur nitrogen dan lahan (Anonimous. 2007).
Salah
satu sifat yang menguntungkan untuk membudidayakan pohon Kelor yang
sudah diketahui sejak lama, yaitu minimnya penggunaan pupuk dan
jarang diserang hama (oleh serangga) ataupun penyakit (oleh
mikroba). Sehingga biaya untuk pemupukan dan pengontrolan hama dan
penyakit relatif sangat murah. Bahkan, dari pengalaman para petani
Kelor
yang
sudah lama berkecimpung, diketahui bahwa pemupukan yang baik adalah
berasal dari pupuk organik, khususnya berasal dari kacang kacangan
(misal kacang hijau, kacang kedelai ataupun kacang panjang) yang
ditanamkan sekitar pohon Kelor (Winarno. 2003).
Pohon
Kelor dapat tumbuh mudah baik yang berasal dari biji atau stek. Biji
Kelor tidak mempunyai periode dormansi, jadi mereka dapat tumbuh
secepat mungkin setelah mereka matang. Biji Kelor juga mempunyai
kemampuan bertahan untuk dapat berkecambah selama 1 tahun. Selama
tahun pertama pohon Kelor akan tumbuh mencapai ketinggian 5 m dan
menghasilkan bunga dan buah. Dalam 3 tahun pohon ini akan
menghasilkan 400-600 polong setiap tahunnya dan pohon dewasa
menghasilkan 1600 polong ( Fuglie, 2001)
Di
India tumbuhan ini dibiakkan dengan menggunakan stek (potongan dahan)
sepanjang 2 cm dengan penanaman sekitar bulan Juni sampai dengan
Agustus. Pohon akan keluar kelopak bunga setelah 6-8 bulan penanaman,
tetapi perawatan pertumbuhan reguler terjadi setelah tahun kedua.
Pohon ini akan tumbuh membesar setelah beberapa tahun kemudian.
Secara umum, parameter lingkungan yang dibutuhkanTanaman Kelor untuk
tumbuh dengan baik adalah :
Iklim :
Tropis atau sub-Tropis
Ketinggian :
0 - 2000 meter dpl
Suhu :
25 – 35°C
Curah
Hujan : 250mm – 2000mm
per tahun.
Irigasi yang baik diperlukan jika curah hujan kurang dari
800mm
Type
tanah : berpasir atau lempung berpasir
PH
Tanah : 5 – 9
Pilih
daerah di mana tanah yang berdrainase baik. Hal ini membantu untuk
mengevakuasi
kelebihan air dari tanah dan memungkinkan pertukaran bebas dari gas
antara atmosfer dan partikel tanah. Hindari tanah liat yang menjadi
lengket ketika basah dan sangat keras saat kering. Menghindari
dipenuhi
rayap tanah sebanyak mungkin. Ini harus menjadi daerah terbuka untuk
menerima sinar matahari penuh. Areal tanaman harus dilindungi dari
hewan berkeliaran bebas oleh pagar alami atau buatan yang memadai.
2.
Penyiapan Lahan
Kemudahan
dalam penyebaran akar merupakan kondisi yang diperlukan dalam
pertumbuhan dan perkembangan tanaman Kelor. Oleh karenanya, Kelor
memerlukan tanah yang baik-kering liat atau berpasir untuk
pertumbuhan yang optimal.
Areal penanaman harus bersih dari rumput-rumputan atau jenis gulma pengganggu lainnya. Jika jarak tanam rapat, tanah harus dibajak dan digaru dengan kedalaman maksimum 30 cm. Namun jika jarak tanam renggang (> 1 m x 1 m), lebih baik untuk menggali lubang dan menutupnya kembali. Hal ini memastikan sistem penetrasi akar yang baik tanpa menyebabkan erosi tanah terlalu banyak (membajak tanah dapat berisiko erosi atau longsor pada saat hujan lebat, angin atau pada tanah dengan kemiringan yang curam.
Areal penanaman harus bersih dari rumput-rumputan atau jenis gulma pengganggu lainnya. Jika jarak tanam rapat, tanah harus dibajak dan digaru dengan kedalaman maksimum 30 cm. Namun jika jarak tanam renggang (> 1 m x 1 m), lebih baik untuk menggali lubang dan menutupnya kembali. Hal ini memastikan sistem penetrasi akar yang baik tanpa menyebabkan erosi tanah terlalu banyak (membajak tanah dapat berisiko erosi atau longsor pada saat hujan lebat, angin atau pada tanah dengan kemiringan yang curam.
Lubang
harus memiliki kedalaman 30 sampai 50 cm dengan lebar 20 sampai 40
cm. Ketika mengisi lubang tanam, campur tanah dengan pupuk kandang
atau kompos.
3.
Perbanyakan Tanaman
Perbanyakan
Kelor Kelor sangat mudah ditanam baik dengan menggunakan stek maupun
biji. Penanaman dengan stek merupakan praktek yang paling umum
dilakukan sesuai dengan fungsinya sebagai batas tanah, pagar hidup
ataupun batang perambat. Perbanyakan dengan stek cenderung memberikan
produksi biomas yang lebih banyak karena tanaman cenderung
menghasilkan banyak cabang yang rimbun sedangkan perbanyakan dengan
biji menyebabkan tanaman cenderung tumbuh keatas dengan batang utama
dan percabangan yang sedikit.
1.
Perbanyakan dengan stek batang
Perbanyakan
dengan batang membutuhkan batang stek dengan tinggi antara 0,5 –
1,5 m
disesuaikan dengan kebutuhan dan diameter 4 sampai 5 cm. Penanaman
dengan batang stek yang pendek dapat dilakukan pada pekarangan
rumah, namun untuk kebun diperlukan batang yang tinggi untuk
melindungi tanaman dari ternak. Batang stek yang digunakan sebaiknya
berasal dari tanaman yang sehat dan berumur lebih dari enam bulan.
Semakin besar lingkaran batang stek semakin besar peluangnya untuk
hidup.
Penanaman
stek dilakukan dengan membuat lubang sedalam 10 – 15
cm dan dihindari melakukan tujak langsung yang dapat merusak bagian
kulit ujung batang sehingga mengganggu tempat pertumbuhan perakaran.
Pada bagian ujung stek dipotong diagonal untuk memperluas bidang
pertumbuhan akar sehingga tanaman dapat bertumbuh dengan cepat dan
dengan perakaran yang kokoh. Batang stek setelah dipotong tidak
boleh dibiarkan lebih dari tiga hari sebelum ditanam.
Ketika
ditanam, sepertiga dari batang harus terkubur dalam tanah. Waktu
penanaman stek batang terbaik adalah pada akhir musim kemarau sampai
awal musim hujan. Jarak tanam sangat ditentukan oleh tujuan
penanamannya. Bila dimaksudkan sebagai tanaman pagar, maka jarak
tanam harus dibuat rapat untuk mencegah masuknya hewan liar kedalam
kebun.
Tanaman
yang berasal dari stek batang, tidak akan memiliki sistem akar yang
mendalam dan akan lebih sensitif terhadap angin dan kekeringan. Stek
batang juga lebih sensitif terhadap rayap.
2.
Perbanyakan dengan biji
Perbanyakan
dengan biji mempunyai persyaratan yang berbeda dengan perbanyakan
dengan stek batang. Tanaman yang diperbanyak dengan biji mempunyai
pertumbuhan yang sangat lamban pada awal karena pertumbuhan lebih
kepada pengembangan akar sehingga tanaman sangat rentan terhadap
persaingan dengan gulma sehingga tanaman perlu disiang dengan
teratur, namun setelah akar bertumbuh dengan baik tanaman menjadi
lebih kokoh, tumbuh dengan cepat, tahan kekeringan dan mampu
mengasilkan biomas daun yang tinggi. Oleh karena itu perlu dilakukan
beberapa tindakan untuk dapat mempercepat pertumbuhan Kelor yang
ditanam dengan biji.
a.
Pemilihan biji
Biji
yang ditanam sebaiknya berasal dari biji yang sudah diseleksi berasal
dari tanaman yang sehat, dipanen pada waktu buah polong Kelor sudah
tua dan biji dikeringkan dengan baik. Biji yang dipilih sebagai calon
benih adalah biji yang sehat penampilan biji tidak keriput, cacat
atau rusak.
b.
Perlakuan terhadap biji
Biji
yang sudah diseleksi sebagai calon benih sebelum ditanam direndam
dalam air hangat dan dibiarkan selama satu malam atau sampai biji
terlihat mengembang, biji yang mengapung sebaiknya dibuang dan tidak
digunakan sebagai benih. Biji yang sudah direndam kemudian ditiriskan
dan dapat ditanam segera atau paling lambat sehari setelah
ditiriskan.
Biji
Kelor dapat diambil dari polong atau buahnya yang sudah tua, berwarna
coklat dan mudah pecah. Namun, bila mendapatkannya dari sumber
lainnya, maka pilihlah sumber yang dapat dipercaya. Benih yang baik
harus layak, berisi, bersih dan bebas penyakit. Benih tidak boleh
disimpan dalam waktu lama karena biji Kelor akan kehilangan
viabilitas (daya kecambah) setelah sekitar satu tahun.
Biasanya,
dalam satu kilogram biji Kelor, terdapat sekitar 4000 biji Kelor.
Biji
Kelor dapat disemaikan dalam polybag atau tray benih, di persemaian
atau ditanam langsung di kebun. Sebaiknya, penyemaian langsung
dilakukan bila yakin bahwa daya tumbuh dan laju perkecambahan biji
yang ditanam cukup tinggi.
Menanam
biji di persemaian memiliki kelemahan sebagai berikut :
- Membutuhkan lebih banyak pekerjaan, terutama ketika transplantasi
- Transplantasi dapat merusak akar tunggang yang rapuh dan penting dalam menjamin hasil panen serta ketahanan tanaman terhadap kekeringan.
Sedangkan
produksi dalam polybag memiliki kelemahan sebagai berikut :
- Memakan waktu: mengisi dan menempatkan polybag, perawatan, transportasi dan transplantasi.
- Membutuhkan biaya lebih tinggi untuk tenaga kerja dan bahan-bahannya.
Penyemaian
di Persemaian
Biji
harus ditabur pada kedalaman maksimum 2 cm. Lubang tanam yang terlalu
dalam, akan sangat mengurangi tingkat perkecambahan. Tiap lubang
dapat diisi satu atau dua biji. Bila harga biji mahal atau sulit
untuk memperolehnya, pilihan yang lebih baik adalah dengan menanam
satu biji saja dan menunggu dua minggu untuk perkecambahan. Bila ada
yang gagal tumbuh, maka penanaman diulang. Namun bila kualitas biji
tidak diketahui dengan pasti atau masa penyemaian tidak optimal,
gunakan dua biji per lubang, ini akan sangat menghemat waktu
dibanding harus tanam ulang.
Jika
dua biji berkecambah, tanaman yang kurang bagus (lemah) dapat di
cabut setelah mencapai ketinggian sekitar 30 cm. Lakukan dengan hati
hati untuk menghindari kerusakan sistem akar pada tanaman.
Transplantasi bibit yang diperbanyak dengan metode penyemaian
langsung tidak disarankan, karena berisiko tinggi merusak akar
tunggang.
Biji
Kelor berkecambah 5 sampai 12 hari setelah tanam. Jika biji tidak
berkecambah setelah dua minggu, harus diganti karena tanaman tidak
akan tumbuh dengan baik nantinya. Sebaiknya periksa lubang tanam,
apakah ada serangan semut atau rayap terhadap biji yang ditanam.
Jika hal ini terjadi, lubang harus diberi larutan insektisida, dan
gunakan yang alami seperti daun nimba. Setelah itu penyemaian dapat
dilakukan kembali.
Penyemaian
dalam polybag atau pot
Polybag
yang sesuai adalah polietilen, berlubang untuk aerasi dan membuang
kelebihan air, serta gunakan media tanam kompos. Lubang tanam tidak
boleh lebih dari 2 cmagar biji dapat berkecambah dalam waktu 5-12
hari setelah tanam. Pasalnya, lebih dari rentang waktu itu, dapat
dipastikan biji tidak berkecambah dan kalau pun berkecambah,
nantinya tanaman tidak akan tumbuh baik.
Tempatkan
polybag di daerah yang sedikit ternaungi agar terlindungi dari hujan
lebat atau panas yang terik. Siram setiap 2 sampai 3 hari tergantung
pada kelembaban tanah, dianjurkan 10-20 ml air untuk setiap polybag.
Pada tahap ini tanaman harus terlindung dengan baik dari belalang,
rayap dan hewan lain.
Pada
saat biji sudah berkecambah dan muncul daun, maka penyiraman harus
dilakukan dengan sangat hati-hati agar batang tanaman yang masih
lemah tidak patah. Tanaman yang rebah harus ditopang dan diperlakukan
dengan sangat hati-hati.
Tanaman
Kelor muda harus dirawat selama 4-6 minggu sebelum tanam, atau ketika
tinggi tanaman sudah sekitar 30 cm.Lepaskan tanaman dari polybag dan
pastikan bahwa akar tanaman tidak rusak.
4.
Penanaman
Penanaman
bibit Kelor memiliki perlakuan berbeda sesuai dengan tujuan produksi
hasil panennya, yaitu produksi daun atau produksi polong dan bijinya.
4.1
Produksi daun
Penanaman
dengan tujuan memproduksi daun dapat dilakukan secara intensif, semi
intensif dan agroforestry.
Produksi
intensif
Jarak
tanaman harus 15 x 15 cm atau 20 x 10 cm, dengan lorong yang cukup
(misalnya setiap 4 meter) untuk pemeliharaan dan pemanenan.
Cara
lainnya adalah dengan membuat larikan atau guludan dengan jarak antar
bari atau guludan 45 cm dan bibit ditanam setiap 5cm pada larikan.
Jarak antar larikan bisa juga dibuat hanya 30 cm, namun bibit yang
ditanam harus pada jarak yang lebih renggang, sekitar 10 sampai 20
cm. Sistem intensif sesuai untuk produksi dau skala komersial, tetapi
membutuhkan pengelolaan yang cermat. Penyiangan, pemupukan dan
pencegahan penyakit membutuhkan keterampilan lebih karena kepadatan
tanaman tinggi.
Jarak
tanam dibuat renggang, antara 50 cm sampai 1 m. Pola ini lebih cocok
untuk petani skala kecil, memberikan hasil yang cukup baik namun
dengan pemeliharaan yang minimal.
Agroforestry
Tanaman
Kelor tahan terhadap naungan, sehingga bibit Kelor dapat ditanam
diantara lorong-lorong pohon lainnya dengan pola tumpang sari. Jarak
antara baris Kelor harus 2 sampai 4 meter, dan penanaman harus
mengarah ke Timur-Barat agar dapat menerima cukup matahari.
Meskipun
dapat ditanam dengan pola tumpangsari, namun sebaiknya tidak dengan
tanaman yang :
- membutuhkan banyak nitrogen, seperti jagung atau singkong;
- memerlukan perawatan kimia;
- pada saat pertumbuhan awal tanaman,dapat saling menutupi sehingga tanaman tidak optimal menerima sinar matahari (millet, sorgum).
Tumpangsari
yang baik untuk Kelor adalah tanaman yang dapat menyuburkan tanah,
seperti tanaman polong-polongan (kacang tanah, kedelai atau
kacang-kacangan).
4.2.
Produksi benih
Jarak
tanam harus lebih luas untuk produksi polong atau biji, setidaknya
memiliki jarak 2,5 m antar pohon. Menggunakan pola tanam segitiga
sama sisi, 3 x 3 meter, akan mengoptimalkan kepadatan populasi
tanaman.
5.
Pemeliharaan
Penanaman
Kelor dalam skala usaha yang besar, membutuhkan banyak perawatan dan
pemeliharaan untuk menghasilkan hasil yang diharapkan. Pemeliharaan
dan perawatan tersebut meliputi :
5.1
Membentuk pohon
Pohon
Kelor cenderung menghasilkan cabang panjang yang tumbuh secara
vertikal dan menghasilkan daun dan buah-buahan hanya pada
ujung-ujungnya, sehingga hasil panen akan rendah jika pohon
dibiarkan tumbuh secara alami. Pohon bisa tumbuh hingga ketinggian
sekitar 3 sampai 4 meter pada tahun pertama dan terus sekitar 10-12
m setelahnya. Oleh karena itu penting untuk bentuk tajuk pohon yang
baik ketika pohon masih muda, dengan cara meningkatkan lateral yang
bercabang sehingga menciptakan pertumbuhan yang lebat.
Memangkas
tunas pada batang utama diperlukan bila pohon mencapai ketinggian 50
cm sampai 1 m. Hal ini akan memicu pertumbuhan cabang lateral dan
akan mendorong pertumbuhan cabang lateral yang banyak, sehingga
meningkatkan hasil dan mengurangi ketinggian pohon. Selain itu,
pemangkasan akan mengurangi resiko kerusakan akibat angin kencang
dan membuat pemungutan hasil panen lebih mudah.
Pemangkasan
bisa dilakukan dengan kuku jari karenabatang pohon masih lunak. Bila
pohon sudah terlanjur tua atau pemangkasan tidak dilakukan sedini
mungkin, batang utama dapat dipotong dengan golok atau gergaji tepat
di atas sebuah mata cabang. Pemotongan di ruas batang akan
menyebabkan batang busuk sampai pada batas mata cabang dan akan
memicu pertumbuhan penyakit dan parasit.
5.2
Irigasi
Biji
Kelor dapat berkecambah dan tumbuh tanpa irigasi jika ditaburkan
pada musim hujan. Akar berbonggol yang tumbuh dan mengembang dalam
dua puluh hari, memungkinkan tanaman muda untuk tahan kekeringan.
Namun, untuk pertumbuhan yang optimal, disarankan untuk mengairi
secara teratur selama 3 bulan pertama setelah tanam. Irigasi juga
diperlukan untuk menghasilkan daun sepanjang tahun, termasuk pada
musim kemarau. Apabila ketersediaan air tidak mencukupi, pilihan
lainnya adalah berhenti produksi selama musim kemarau karena
pohon-pohon akan merontokkan daunnya tetapi tidak akan mati.
Pada
awal musim hujan, merupakan waktu pemangkasan yang baik dan
menambahkan beberapa pupuk organik akan memastikan bahwa pohon-pohon
mulai memproduksi cabang baru dan daun. Setiap sistem irigasi yang
sesuai dapat digunakan misalnya selang karet, penyiraman biasa,
sprinkler atau drippers. Idealnya, irigasi harus dilakukan pada
malam hari, pagi atau malam, untuk mengurangi penguapan.
Jika
air sulit,pemasangan mulsa atau penyiangan yang dangkal juga akan
menurunkan penguapan.
5.3
Penyiangan
Penyiangan
manual dengan cangkul dimaksudkan untuk menghilangkan gulma dan
menggemburkan tanah agar areal tanaman memiliki aerasi yang baik.
Penyiangan harus dilakukan secara teratur untuk menghindari
persaingan zat hara dalam media tanam atau tanah, terutama untuk
nitrogen. Jika tidak disiangi dengan benar, pohon Kelor akan
menghasilkan daun lebih sedikit dan daun pada pangkal tanaman akan
kuning.
Penyiangan
harus lebih sering terutama pada saat tanaman masih muda dan batang
pohon masih kecil, dimana cahaya masih dapat mencapai tanah.
Dianjurkan untuk penanaman Kelor secara intensif (perkebunan)
penyiangan untuk mengontrol gulma setidaknya dilakukan 4 kali dalam
setahun, dengan frekuensi yang lebih tinggi selama musim hujan.
Pada
saat melakukan penyiangan, sisa gulma sebaiknya dibiarkan pada tanah
sebagai mulsa untuk mengurangi penguapan dan menyuburkan tanah.
Mengubur gulma tidak diperlukan karena tanah tropis memiliki
kapasitas yang sangat rendah untuk mempertahankan mineral dari waktu
ke waktu. Lebih baik membiarkan gulma melapuk dan semakin menyuburkan
tanah.
Mengubur
sisa tanaman harus dihindari terutama di lahan miring untuk membatasi
erosi tanah.
5.4
Pemberian mulsa
Pemasngan
mulsa dilakukan dengan maksud untuk menutupi tanah dengan tanaman
atau bahan lain agar mengurangi penguapan dan hilangnya kelembaban
tanah serta untuk meminimalkan kebutuhan irigasi selama musim kering.
Pemasangan
mulsa juga dapatmengurangi pertumbuhan gulma.
5.5
Pemupukan
Kelor
dapat menghasilkan daun dalam jumlah besar, bila mendapat cukup
zat
hara atau pupuk organik. Kandungan daun Kelor kaya protein dan
mineral, yang berarti bahwa tanah harus menyediakan nitrogen dan
mineral yang cukup bagi tanaman.
Dibanding
pupuk kimia, pupuk kandang atau kompos dapat memberikan nutrisi yang
diperlukan serta memperbaiki struktur tanah. Pemberian bokashi yang
merupakan campuran pupuk kandang, kompos dan jerami kering, yang
difermentasi dengan mikroorganisma, sangat baik bagi pertumbuhan
tanaman Kelor.
Pemupukan
harus dilakukan selama persiapan lahan, sebelum penyemaian. Setelah
itu penting untuk memberikan pupuk kandang atau kompos atau bokashi
setidaknya sekali setahun, misalnya sebelum musim hujan, ketika
pohon-pohon akan memulai suatu periode pertumbuhan yang intens.
5.6
Pemangkasan
Setelah
pemangkasan awal untuk membentuk pohon, pemangkasan pemeliharaan
diperlukan. Hal ini dapat dilakukan pada setiap panen, jika daun
dipanen dengan cara memotong semua batang di atas ketinggian
tertentu. Jika daun yang dipanen dengan memetik, atau jika pohon
tersebut tidak secepatnya dipanen saat musim kemarau, bentuk lebat
bisa hilang dan pemangkasan yang baik harus dilakukan pada awal musim
hujan. Di Niger, pohon Kelor ditebang 20 cm di atas tanah sekali atau
dua kali setahun. Jika batang utama terlalu tebal, cabang terminal
dapat ditebang seperti dalam pemangkasan awal. Dalam kasus apapun,
adalah penting untuk memotong tepat di atas mata ruas untuk
menghindari busuk batang.
Pada
pohon Kelor yang berasal dari biji, pemangkasan membantu mendorong
buah atau polong tumbuh lebih banyak danlebih besar. Pangkas batang
saat tinggi tanaman mencapai sekitar satu meter untuk merangsang
percabangan.
6.
Hama dan Penyakit
6.1
Serangga
Yang
paling umum adalah hama belalang, jangkrik dan ulat. Serangga
menggigit dan mengunyah bagian tanaman, menyebabkan kerusakan daun,
tunas, bunga, tunas, buah atau biji serta gangguan aliran getah.
Serangan serangga lebih sering terjadi di daerah kering di mana daun
Kelor sangat menarik bagi serangga. Biasanya, serangan ini terjadi
pada awal musim kering ketika serangga tidak dapat menemukan sumber
bahan pakan hijau lainnya.
Solusi
terbaik dalam mengatasi serangan serangga yang hebat adalah memotong
kembali batang pohon, tanpa meninggalkan bagian yang dimana daun
tumbuh. Jangan khawatir, pertumbuhan berikutnya akan sangat cepat,
terutama bila mendapat pasokan air yang cukup. Mengenai ulat
Lepidoptera, sangat penting untuk mendeteksi serangannya sejak dari
awal, agar dapat bertindak sebelum terlambat.
Penyemprotan
harus ditujukan pada pusat tanaman dan terutama pada tunas dimana
ulat muda biasanya terdapat. Penggunaan insektisida dan petisida,
sebaiknya menggunakan bahan organik yang dapat digunakan untuk
melawan serangga, jika disemprotkan pada waktunya. Atau insektisidan
dan pestisida organik lainnya yang tersedia di pasaran.
Serangan
rayap juga menyebabkan kerusakan pada perkebunan Kelor.
Beberapa
solusi organik yang ada untuk pengendalian rayap :
Menebarkan
pasta biji mimba ke tanah.
- Memberikan ekstrak daun jarak pagar, kulit mahoni, daun tephrosia atau persia lilac pada sekitar pangkal batang.
- Menumpukan abu di dasar tanaman.
- Membuat perangkap rayap menggunakan mangkuk diisi dengan jerami basah, tanah dan limbah sayuran lainnya. Mangkuk diisi pada pagi hari, simpan pada bagian tanah yang rendah dengan mengubur dasar mangkuk dan ditutup dengan dedaunan kering untuk mempertahankan kesejukan. Perangkap ini harus diperiksa setiap 24 sampai 48 jam.
Jika
sangat terpaksa harus menggunakan insektisida sintetis, maka pilih
yang paling beracun seperti piretroid (Decis, Karate, Klartan).
Mereka tetap aktif selama 20 hari atau lebih, bahkan dalam kondisi
panas atau berangin. Piretroid membunuh telur Lepidoptera. Namun
resikonya, waktu panen harus ditunda setidaknya sekitar 7 hari dan
14 hari jika daunnya untuk dimakan mentah.
Hindari
menggunakan insektisida sintetis lebih dari 2 atau 3 kali dalam satu
musim, karena menimbulkan resistensi terhadap pestisida dan serangan
kutu.
6.2
Jamur (Penyakit)
Penyakit
yang paling banyak menyerang tanaman Kelor adalah serangan jamur,
terutama jamur Cercospora spp dan Septoria lycopersici. Bintik
bintik cokelat dapat muncul pada daun dan kemudian menyebar menutupi
permukaan daun sepenuhnya, menyebabkan daun menguning dan mati.
Alternaria
juga sering dengan ciri munculnya warna coklat gelap dengan
bintik-bintik lingkaran konsentris pada sudut daun. Tanda hitam atau
coklat juga muncul pada cabang-cabang. Jamur ini dikenal sebagai
Alternaria solani.
Timbulnya
penyakit ini sulit untuk dideteksi dan seringkali terlambat untuk
diatasi, sehingga defoliasi tidak bisa dihindari. Hal yang penting
adalah mengingat periode pada saat gejala muncul, agar dapat
bertindak lebih awal pada musim berikutnya. Gunakan fungisida nabati
untuk mengatasi nya.
Dalam
pertanian organik, sisa gulma sering disimpan disekitar pohon dapat
menjadi sarang tumbuhnya jamur. Daun dan tunas muda harus diperiksa
secara teratur untuk mengurangi serangan jamur. Sebuah deteksi dini
atas serangan jamur, dapat menyelamatkan banyak tanaman muda dari
kehancuran. Ekstrak daun nimba atau ekstrak biji dapat disemprotkan
pada tanaman untuk mengendalikan serangan hama dan jamur. Meskipun
perawatan ini tidak seefektif menggunakan produk kimia, namun
menjadi pilihan terbaik mengingat bagian-bagian tanaman Kelor
dikonsumsi oleh manusia.
Ekstrak
nimba harus digunakan sedini mungkin dan disemprot
berulang
kali. Ekstrak Nimba tidak beracun bagi manusia. Penggunaan ekstrak
biji, lebih efektif dibanding ekstrak daunnya.
7.
Panen dan Pengangkutan
7.1
Pemanenan tunas dan daun
Pohon
Kelor memiliki daun majemuk: satu daun terdiri dari beberapa tangkai
daun. Apa yang disebut daun Kelor, justru rangkaian tangkai daun
yang melekat pada malai yang berasal dari cabang. Panen manual tunas
dan daun dengan menggunakan gunting stek, sabit atau pisau tajam.
Semua tunas harus dipotong pada ketinggian yang diinginkan, yaitu 30
cm sampai 1 m di atas tanah. Pemanen mekanik juga dapat digunakan
untuk skala besar, yaitu perkebunan yang produksi daun secara
intensif.
Pemanenan
juga bisa dilakukan dengan meluruhkan daun langsung dari pohonnya,
mulai dari dasar tangkai daun. Panen dengan cari ini memang lebih
cepat, namun pohon Kelor tidak akan mendapat manfaat dari
pemangkasan yang baik dan akan menghambat pertumbuhan berikutnya.
Menjaga
tingkat kebersihan daun yang dipanen merupakan syarat mutlak.
Lakukan
panen pada pagi atau sore hari. Penting untuk memastikan tidak ada
embun pada daun sebelum panen, terutama di pagi hari, agar daun
tidak cepat membusuk selama proses transportasi.
7.2
Pengangkutan
Dalam
pemanenan biji, buah atau polong harus dipanen sedini mungkin ketika
polong sudah matang penuh, dengan ciri-ciri polong berwarna coklat
dan kering serta dapat membuka dengan mudah. Biji dikeluarkan dari
polongnya dan disimpan di tempat yang kering. Cabang pohon Kelor
mudah patah, karenanya tidak dianjurkan untuk memanjat pohon pada
saat melakukan pemanenan polong. Sebaiknya gunakan galah yang cukup
panjang dan diberi sabit atau pengait pada ujungnya.
Transportasi
dalam proses produksi daun Kelor adalah langkah yang sangat penting
dalam memastikan daun berkualitas tinggi untuk konsumsi. Dua pilihan
yang dapat dilakukan yaitu :
- Bila jarak antara areal tanaman dengan pusat pengolahan dekat, disarankan untuk memotong cabang besar dan mengangkut seluruh bagiannya, termasuk daun, kepusat pengolahan sebelum defoliating. Proses peluruhan daun dilakukan di pusat pengolahan.
- Bila jarak antara areal tanaman dengan pusat pengolahan jauh, sebaiknya daun diluruhkan terlebih dahulu dari cabangnya kemudian mengangkutnya ke pusat pengolahan.
Daun
yang baru dipanen harus diangkut ke pusat pengolahan secepat mungkin
untuk menghindari kerusakan. Pengangkutan daun Kelor segar, harus
berventilasi baik. Untuk jarak pendek gunakan keranjang atau wadah
plastik berlubang. Hindari kendaraan terbuka, apalagi ditumpuk di
bawah barang atau diduduki, hal itu akan merusak kualitas daun.
Transportasi sebaiknya dilakukan pada pagi, sore atau malam dimana
cuaca tidak panas. Daun yang diangkut dalam jarak jauh harus dalam
van berpendingin untuk menghindari kerusakan sebelum sampai di pusat
pengolahan.
apakah ada laporan mengenai informasi ini...???
BalasHapusApa jual bibitnya mas..
BalasHapusbroww jika copas di sebutkan dong referensinya ... ini kan punya bapak KRISNADI 2015 ,, saya punya e book nya , nanti jadi plagiat..
BalasHapusKlau buat buah ny bisa brpa kli panen ny dlm 1 thun
BalasHapusHIV / Herpes hakkındaki araştırmam sırasında Hiv / Herpes bilgisine rastladım; google'da STD araması yaparken bulması oldukça kolay olan bilgiler. HIV / Herpes Cured'in komplo olduğunu düşünerek komplo içindeydim. Komplo olmak bir cehaletti, bitkisel ilaç konusunda oldukça ilginç buldum. Bitkisel tedavinin resmi HIV / Herpes web sitelerinde soru sordum ve Hiv / Herpes propagandasını papağanladığımı söyleyen moderatörler tarafından yasaklandım. Bu, Hiv / Herpes tedavisinin olduğuna dair inancımı pekiştirdi. Daha sonra almanca adında bir bayan buldum Achima Abelard Dr Itua Hiv'i tedavi ettim. iki hafta boyunca.Ve bugün hayatımda hiçbir Hiv / Herpes Tedavi Edilmedim, Hiv / Herpes gruplarının Hiv / Herpes Bitkisel Tedavisi hakkında daha fazla bilgi edinmek için insanlarla iletişim kurma girişiminde bulunmaya çalıştım. aynı hastalıkta bu bilgiler size yardımcı olur ve bu bilgiyi diğer insanlara yardım etmek umuduyla yaymak için elimden gelenin en iyisini yapmak istedim. Bu Dr Itua Bitkisel Tıp, acı çeken insanlar için bir umut olduğuna inanmamı sağlıyor, Parkinson hastalığı , Şizofreni, Kanser, Skolyoz, Fibromiyalji, Florokinolon Toksisite Sendromu Fibrodysplasia Ossificans Progressiva.Infertilite, Epilepsi, Diyabet, Çölyak hastalığı, Artrit, Amyotrofik Lateral Skleroz, Alziyer hastalığı s.Hiv_ Aids, Herpes, İnflamatuar barsak hastalığı, Copd, Diyabet, Hepatit, Tasha ve Tara, Conley, Mckinney'i ve her çeşit hastalıktan nasıl daha fazla acı çektiğini çevrimiçi olarak okudum, bu yüzden onunla iletişim kurdum. Kendisi Tanrı'nın eşsiz bir kalbi olan bir bitkisel doktordur, Contact Emal..drituaherbalcenter @ gmail.com Telefon veya whatsapp .. + 2348149277967.
BalasHapus