Sabtu, 07 Maret 2015

BUDIDAYA KELOR

Pohon Kelor dapat ditemukan tumbuh secara alami pada ketinggian hingga 1.000 m di atas permukaan laut. Dapat tumbuh dengan baik di lereng bukit, tetapi lebih sering ditemukan tumbuh di padang rumput atau di daerah aliran sungai. Kelor merupakan pohon yang dapat tumbuh dengan cepat. Bahkan, Kelor ditemukan dapat tumbuh 6 -7 m dalam satu tahun di daerah yang curah hujannya kurang dari 400 mm (Odee, 1998).

Sebagai tanaman non-budidaya, Kelor dikenal dengan ketahanannya terhadap kekeringan dan penyakit. Kelor tumbuh dengan cepat dan mudah untuk mengolah. Daun Kelor, segar atau diolah menjadi bubuk kering, dapat digunakan sebagai bahan makanan sehari-hari dalam banyak cara: dalam siap pakai makanan, jus, roti, pasta, goreng, bumbu, sup instan.
Makanan ini dapat digunakan dalam rumah tangga, sekolah kafetaria, apotik, bangsal bersalin, pusat rehabilitasi gizi, serta restoran dan supermarket.

Pedoman ini diperuntukkan untuk meningkatkan Kelor pertanian dan pengolahan daun untuk memenuhi standar sanitasi dan gizi atas. Untuk pertama kalinya, teknik produksi Kelor, disempurnakan oleh petani Afrika, telah disusun, diverifikasi dan disajikan dengan cara yang mudah digunakan, yang tepat. Langkah-langkah dalam tahap daun – processing telah diuji dan ditingkatkan berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari kedua Afrika dan Asia. Akhirnya, analisis laporan ilmiah yang dapat diandalkan telah membantu mendirikan gizi rata-rata nilai daun Kelor segar atau bubuk.

Tanaman Kelor adalah sumber yang luar biasa bagi negara-negara berkembang. Olahan atau segar, daun Kelor tidak hanya baru, sumber menjanjikan pendapatan dan lapangan kerja, tetapi juga sayuran, luar biasa kaya nutrisi bagi keluarga dan pasar.
Kelor (Moringa oleifera) tumbuh dalam bentuk pohon, berumur panjang (perenial) dengan tinggi 7 -12 m. Batang berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar. Percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling (alternate), beranak daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau muda - setelah dewasa hijau tua, bentuk helai daun bulat telur, panjang 1 - 2 cm, lebar 1 - 2 cm, tipis lemas, ujung dan pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, susunan pertulangan menyirip (pinnate), permukaan atas dan bawah halus. Bunga muncul di ketiak daun (axillaris), bertangkai panjang, kelopak berwarna putih agak krem, menebar aroma khas. Buah Kelor berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20 - 60 cm, buah muda berwarna hijau - setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji bulat - berwarna coklat kehitaman, berbuah setelah berumur 12 - 18 bulan. Akar tunggang, berwarna putih, membesar seperti lobak. Perbanyakan bisa secara generatif (biji) maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian ± 1000 m dpl, banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar di halaman rumah atau ladang.


1. Syarat Tumbuh

Tanaman Kelor (Moringa oleifera) tidak hanya dapat tumbuh dan berkembang di India dan Indonesia saja, tetapi juga di berbagai kawasan tropis lainnya di dunia. Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut. Karena tanaman Kelor merupakan leguminosa, maka bagus ditanam secara tumpang sari dengan tanaman lain karena dapat menambah unsur nitrogen dan lahan (Anonimous. 2007).

Salah satu sifat yang menguntungkan untuk membudidayakan pohon Kelor yang sudah diketahui sejak lama, yaitu minimnya penggunaan pupuk dan jarang diserang hama (oleh serangga) ataupun penyakit (oleh mikroba). Sehingga biaya untuk pemupukan dan pengontrolan hama dan penyakit relatif sangat murah. Bahkan, dari pengalaman para petani Kelor
yang sudah lama berkecimpung, diketahui bahwa pemupukan yang baik adalah berasal dari pupuk organik, khususnya berasal dari kacang kacangan (misal kacang hijau, kacang kedelai ataupun kacang panjang) yang ditanamkan sekitar pohon Kelor (Winarno. 2003).

Pohon Kelor dapat tumbuh mudah baik yang berasal dari biji atau stek. Biji Kelor tidak mempunyai periode dormansi, jadi mereka dapat tumbuh secepat mungkin setelah mereka matang. Biji Kelor juga mempunyai kemampuan bertahan untuk dapat berkecambah selama 1 tahun. Selama tahun pertama pohon Kelor akan tumbuh mencapai ketinggian 5 m dan menghasilkan bunga dan buah. Dalam 3 tahun pohon ini akan menghasilkan 400-600 polong setiap tahunnya dan pohon dewasa menghasilkan 1600 polong ( Fuglie, 2001)

Di India tumbuhan ini dibiakkan dengan menggunakan stek (potongan dahan) sepanjang 2 cm dengan penanaman sekitar bulan Juni sampai dengan Agustus. Pohon akan keluar kelopak bunga setelah 6-8 bulan penanaman, tetapi perawatan pertumbuhan reguler terjadi setelah tahun kedua. Pohon ini akan tumbuh membesar setelah beberapa tahun kemudian. Secara umum, parameter lingkungan yang dibutuhkanTanaman Kelor untuk tumbuh dengan baik adalah :

Iklim             : Tropis atau sub-Tropis
Ketinggian    : 0 - 2000 meter dpl
Suhu            : 25 35°C
Curah Hujan  : 250mm 2000mm per tahun.
                     Irigasi yang baik diperlukan jika curah hujan kurang dari     
                     800mm
Type tanah    : berpasir atau lempung berpasir
PH Tanah      : 5 9

Pilih daerah di mana tanah yang berdrainase baik. Hal ini membantu untuk
mengevakuasi kelebihan air dari tanah dan memungkinkan pertukaran bebas dari gas antara atmosfer dan partikel tanah. Hindari tanah liat yang menjadi lengket ketika basah dan sangat keras saat kering. Menghindari
dipenuhi rayap tanah sebanyak mungkin. Ini harus menjadi daerah terbuka untuk menerima sinar matahari penuh. Areal tanaman harus dilindungi dari hewan berkeliaran bebas oleh pagar alami atau buatan yang memadai.


2. Penyiapan Lahan

Kemudahan dalam penyebaran akar merupakan kondisi yang diperlukan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman Kelor. Oleh karenanya, Kelor memerlukan tanah yang baik-kering liat atau berpasir untuk pertumbuhan yang optimal. 

Areal penanaman harus bersih dari rumput-rumputan atau jenis gulma pengganggu lainnya. Jika jarak tanam rapat, tanah harus dibajak dan digaru dengan kedalaman maksimum 30 cm. Namun jika jarak tanam renggang (> 1 m x 1 m), lebih baik untuk menggali lubang dan menutupnya kembali. Hal ini memastikan sistem penetrasi akar yang baik tanpa menyebabkan erosi tanah terlalu banyak (membajak tanah dapat berisiko erosi atau longsor pada saat hujan lebat, angin atau pada tanah dengan kemiringan yang curam.

Lubang harus memiliki kedalaman 30 sampai 50 cm dengan lebar 20 sampai 40 cm. Ketika mengisi lubang tanam, campur tanah dengan pupuk kandang atau kompos.


3. Perbanyakan Tanaman

Perbanyakan Kelor Kelor sangat mudah ditanam baik dengan menggunakan stek maupun biji. Penanaman dengan stek merupakan praktek yang paling umum dilakukan sesuai dengan fungsinya sebagai batas tanah, pagar hidup ataupun batang perambat. Perbanyakan dengan stek cenderung memberikan produksi biomas yang lebih banyak karena tanaman cenderung menghasilkan banyak cabang yang rimbun sedangkan perbanyakan dengan biji menyebabkan tanaman cenderung tumbuh keatas dengan batang utama dan percabangan yang sedikit.

1. Perbanyakan dengan stek batang

Perbanyakan dengan batang membutuhkan batang stek dengan tinggi antara 0,5 1,5 m disesuaikan dengan kebutuhan dan diameter 4 sampai 5 cm. Penanaman dengan batang stek yang pendek dapat dilakukan pada pekarangan rumah, namun untuk kebun diperlukan batang yang tinggi untuk melindungi tanaman dari ternak. Batang stek yang digunakan sebaiknya berasal dari tanaman yang sehat dan berumur lebih dari enam bulan. Semakin besar lingkaran batang stek semakin besar peluangnya untuk hidup.

Penanaman stek dilakukan dengan membuat lubang sedalam 10 15 cm dan dihindari melakukan tujak langsung yang dapat merusak bagian kulit ujung batang sehingga mengganggu tempat pertumbuhan perakaran. Pada bagian ujung stek dipotong diagonal untuk memperluas bidang pertumbuhan akar sehingga tanaman dapat bertumbuh dengan cepat dan dengan perakaran yang kokoh. Batang stek setelah dipotong tidak boleh dibiarkan lebih dari tiga hari sebelum ditanam.

Ketika ditanam, sepertiga dari batang harus terkubur dalam tanah. Waktu penanaman stek batang terbaik adalah pada akhir musim kemarau sampai awal musim hujan. Jarak tanam sangat ditentukan oleh tujuan penanamannya. Bila dimaksudkan sebagai tanaman pagar, maka jarak tanam harus dibuat rapat untuk mencegah masuknya hewan liar kedalam kebun.

Tanaman yang berasal dari stek batang, tidak akan memiliki sistem akar yang mendalam dan akan lebih sensitif terhadap angin dan kekeringan. Stek batang juga lebih sensitif terhadap rayap.

2. Perbanyakan dengan biji

Perbanyakan dengan biji mempunyai persyaratan yang berbeda dengan perbanyakan dengan stek batang. Tanaman yang diperbanyak dengan biji mempunyai pertumbuhan yang sangat lamban pada awal karena pertumbuhan lebih kepada pengembangan akar sehingga tanaman sangat rentan terhadap persaingan dengan gulma sehingga tanaman perlu disiang dengan teratur, namun setelah akar bertumbuh dengan baik tanaman menjadi lebih kokoh, tumbuh dengan cepat, tahan kekeringan dan mampu mengasilkan biomas daun yang tinggi. Oleh karena itu perlu dilakukan beberapa tindakan untuk dapat mempercepat pertumbuhan Kelor yang ditanam dengan biji.

a. Pemilihan biji

Biji yang ditanam sebaiknya berasal dari biji yang sudah diseleksi berasal dari tanaman yang sehat, dipanen pada waktu buah polong Kelor sudah tua dan biji dikeringkan dengan baik. Biji yang dipilih sebagai calon benih adalah biji yang sehat penampilan biji tidak keriput, cacat atau rusak.

b. Perlakuan terhadap biji

Biji yang sudah diseleksi sebagai calon benih sebelum ditanam direndam dalam air hangat dan dibiarkan selama satu malam atau sampai biji terlihat mengembang, biji yang mengapung sebaiknya dibuang dan tidak digunakan sebagai benih. Biji yang sudah direndam kemudian ditiriskan dan dapat ditanam segera atau paling lambat sehari setelah ditiriskan.

Biji Kelor dapat diambil dari polong atau buahnya yang sudah tua, berwarna coklat dan mudah pecah. Namun, bila mendapatkannya dari sumber lainnya, maka pilihlah sumber yang dapat dipercaya. Benih yang baik harus layak, berisi, bersih dan bebas penyakit. Benih tidak boleh disimpan dalam waktu lama karena biji Kelor akan kehilangan viabilitas (daya kecambah) setelah sekitar satu tahun.

Biasanya, dalam satu kilogram biji Kelor, terdapat sekitar 4000 biji Kelor.
Biji Kelor dapat disemaikan dalam polybag atau tray benih, di persemaian atau ditanam langsung di kebun. Sebaiknya, penyemaian langsung dilakukan bila yakin bahwa daya tumbuh dan laju perkecambahan biji yang ditanam cukup tinggi.

Menanam biji di persemaian memiliki kelemahan sebagai berikut :
  • Membutuhkan lebih banyak pekerjaan, terutama ketika transplantasi
  • Transplantasi dapat merusak akar tunggang yang rapuh dan penting dalam menjamin hasil panen serta ketahanan tanaman terhadap kekeringan.

Sedangkan produksi dalam polybag memiliki kelemahan sebagai berikut :
  • Memakan waktu: mengisi dan menempatkan polybag, perawatan, transportasi dan transplantasi.
  • Membutuhkan biaya lebih tinggi untuk tenaga kerja dan bahan-bahannya.

Penyemaian di Persemaian

Biji harus ditabur pada kedalaman maksimum 2 cm. Lubang tanam yang terlalu dalam, akan sangat mengurangi tingkat perkecambahan. Tiap lubang dapat diisi satu atau dua biji. Bila harga biji mahal atau sulit untuk memperolehnya, pilihan yang lebih baik adalah dengan menanam satu biji saja dan menunggu dua minggu untuk perkecambahan. Bila ada yang gagal tumbuh, maka penanaman diulang. Namun bila kualitas biji tidak diketahui dengan pasti atau masa penyemaian tidak optimal, gunakan dua biji per lubang, ini akan sangat menghemat waktu dibanding harus tanam ulang.

Jika dua biji berkecambah, tanaman yang kurang bagus (lemah) dapat di cabut setelah mencapai ketinggian sekitar 30 cm. Lakukan dengan hati hati untuk menghindari kerusakan sistem akar pada tanaman. Transplantasi bibit yang diperbanyak dengan metode penyemaian langsung tidak disarankan, karena berisiko tinggi merusak akar tunggang.

Biji Kelor berkecambah 5 sampai 12 hari setelah tanam. Jika biji tidak berkecambah setelah dua minggu, harus diganti karena tanaman tidak akan tumbuh dengan baik nantinya. Sebaiknya periksa lubang tanam, apakah ada serangan semut atau rayap terhadap biji yang ditanam. Jika hal ini terjadi, lubang harus diberi larutan insektisida, dan gunakan yang alami seperti daun nimba. Setelah itu penyemaian dapat dilakukan kembali.

Penyemaian dalam polybag atau pot

Polybag yang sesuai adalah polietilen, berlubang untuk aerasi dan membuang kelebihan air, serta gunakan media tanam kompos. Lubang tanam tidak boleh lebih dari 2 cmagar biji dapat berkecambah dalam waktu 5-12 hari setelah tanam. Pasalnya, lebih dari rentang waktu itu, dapat dipastikan biji tidak berkecambah dan kalau pun berkecambah, nantinya tanaman tidak akan tumbuh baik.

Tempatkan polybag di daerah yang sedikit ternaungi agar terlindungi dari hujan lebat atau panas yang terik. Siram setiap 2 sampai 3 hari tergantung pada kelembaban tanah, dianjurkan 10-20 ml air untuk setiap polybag. Pada tahap ini tanaman harus terlindung dengan baik dari belalang, rayap dan hewan lain.

Pada saat biji sudah berkecambah dan muncul daun, maka penyiraman harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar batang tanaman yang masih lemah tidak patah. Tanaman yang rebah harus ditopang dan diperlakukan dengan sangat hati-hati.
Tanaman Kelor muda harus dirawat selama 4-6 minggu sebelum tanam, atau ketika tinggi tanaman sudah sekitar 30 cm.Lepaskan tanaman dari polybag dan pastikan bahwa akar tanaman tidak rusak.


4. Penanaman

Penanaman bibit Kelor memiliki perlakuan berbeda sesuai dengan tujuan produksi hasil panennya, yaitu produksi daun atau produksi polong dan bijinya.

4.1 Produksi daun

Penanaman dengan tujuan memproduksi daun dapat dilakukan secara intensif, semi intensif dan agroforestry.

Produksi intensif
Jarak tanaman harus 15 x 15 cm atau 20 x 10 cm, dengan lorong yang cukup (misalnya setiap 4 meter) untuk pemeliharaan dan pemanenan.
Cara lainnya adalah dengan membuat larikan atau guludan dengan jarak antar bari atau guludan 45 cm dan bibit ditanam setiap 5cm pada larikan. Jarak antar larikan bisa juga dibuat hanya 30 cm, namun bibit yang ditanam harus pada jarak yang lebih renggang, sekitar 10 sampai 20 cm. Sistem intensif sesuai untuk produksi dau skala komersial, tetapi membutuhkan pengelolaan yang cermat. Penyiangan, pemupukan dan pencegahan penyakit membutuhkan keterampilan lebih karena kepadatan tanaman tinggi.

Semi-intensif produksi
Jarak tanam dibuat renggang, antara 50 cm sampai 1 m. Pola ini lebih cocok untuk petani skala kecil, memberikan hasil yang cukup baik namun dengan pemeliharaan yang minimal.

Agroforestry
Tanaman Kelor tahan terhadap naungan, sehingga bibit Kelor dapat ditanam diantara lorong-lorong pohon lainnya dengan pola tumpang sari. Jarak antara baris Kelor harus 2 sampai 4 meter, dan penanaman harus mengarah ke Timur-Barat agar dapat menerima cukup matahari.

Meskipun dapat ditanam dengan pola tumpangsari, namun sebaiknya tidak dengan tanaman yang :
  • membutuhkan banyak nitrogen, seperti jagung atau singkong;
  • memerlukan perawatan kimia;
  • pada saat pertumbuhan awal tanaman,dapat saling menutupi sehingga tanaman tidak optimal menerima sinar matahari (millet, sorgum).
Tumpangsari yang baik untuk Kelor adalah tanaman yang dapat menyuburkan tanah, seperti tanaman polong-polongan (kacang tanah, kedelai atau kacang-kacangan).


4.2. Produksi benih

Jarak tanam harus lebih luas untuk produksi polong atau biji, setidaknya memiliki jarak 2,5 m antar pohon. Menggunakan pola tanam segitiga sama sisi, 3 x 3 meter, akan mengoptimalkan kepadatan populasi tanaman.




5. Pemeliharaan


Penanaman Kelor dalam skala usaha yang besar, membutuhkan banyak perawatan dan pemeliharaan untuk menghasilkan hasil yang diharapkan. Pemeliharaan dan perawatan tersebut meliputi :

5.1 Membentuk pohon
Pohon Kelor cenderung menghasilkan cabang panjang yang tumbuh secara vertikal dan menghasilkan daun dan buah-buahan hanya pada ujung-ujungnya, sehingga hasil panen akan rendah jika pohon dibiarkan tumbuh secara alami. Pohon bisa tumbuh hingga ketinggian sekitar 3 sampai 4 meter pada tahun pertama dan terus sekitar 10-12 m setelahnya. Oleh karena itu penting untuk bentuk tajuk pohon yang baik ketika pohon masih muda, dengan cara meningkatkan lateral yang bercabang sehingga menciptakan pertumbuhan yang lebat.

Memangkas tunas pada batang utama diperlukan bila pohon mencapai ketinggian 50 cm sampai 1 m. Hal ini akan memicu pertumbuhan cabang lateral dan akan mendorong pertumbuhan cabang lateral yang banyak, sehingga meningkatkan hasil dan mengurangi ketinggian pohon. Selain itu, pemangkasan akan mengurangi resiko kerusakan akibat angin kencang dan membuat pemungutan hasil panen lebih mudah.

Pemangkasan bisa dilakukan dengan kuku jari karenabatang pohon masih lunak. Bila pohon sudah terlanjur tua atau pemangkasan tidak dilakukan sedini mungkin, batang utama dapat dipotong dengan golok atau gergaji tepat di atas sebuah mata cabang. Pemotongan di ruas batang akan menyebabkan batang busuk sampai pada batas mata cabang dan akan memicu pertumbuhan penyakit dan parasit.

5.2 Irigasi

Biji Kelor dapat berkecambah dan tumbuh tanpa irigasi jika ditaburkan pada musim hujan. Akar berbonggol yang tumbuh dan mengembang dalam dua puluh hari, memungkinkan tanaman muda untuk tahan kekeringan. Namun, untuk pertumbuhan yang optimal, disarankan untuk mengairi secara teratur selama 3 bulan pertama setelah tanam. Irigasi juga diperlukan untuk menghasilkan daun sepanjang tahun, termasuk pada musim kemarau. Apabila ketersediaan air tidak mencukupi, pilihan lainnya adalah berhenti produksi selama musim kemarau karena pohon-pohon akan merontokkan daunnya tetapi tidak akan mati.

Pada awal musim hujan, merupakan waktu pemangkasan yang baik dan menambahkan beberapa pupuk organik akan memastikan bahwa pohon-pohon mulai memproduksi cabang baru dan daun. Setiap sistem irigasi yang sesuai dapat digunakan misalnya selang karet, penyiraman biasa, sprinkler atau drippers. Idealnya, irigasi harus dilakukan pada malam hari, pagi atau malam, untuk mengurangi penguapan.
Jika air sulit,pemasangan mulsa atau penyiangan yang dangkal juga akan menurunkan penguapan.

5.3 Penyiangan

Penyiangan manual dengan cangkul dimaksudkan untuk menghilangkan gulma dan menggemburkan tanah agar areal tanaman memiliki aerasi yang baik. Penyiangan harus dilakukan secara teratur untuk menghindari persaingan zat hara dalam media tanam atau tanah, terutama untuk nitrogen. Jika tidak disiangi dengan benar, pohon Kelor akan menghasilkan daun lebih sedikit dan daun pada pangkal tanaman akan kuning.

Penyiangan harus lebih sering terutama pada saat tanaman masih muda dan batang pohon masih kecil, dimana cahaya masih dapat mencapai tanah. Dianjurkan untuk penanaman Kelor secara intensif (perkebunan) penyiangan untuk mengontrol gulma setidaknya dilakukan 4 kali dalam setahun, dengan frekuensi yang lebih tinggi selama musim hujan.
Pada saat melakukan penyiangan, sisa gulma sebaiknya dibiarkan pada tanah sebagai mulsa untuk mengurangi penguapan dan menyuburkan tanah. Mengubur gulma tidak diperlukan karena tanah tropis memiliki kapasitas yang sangat rendah untuk mempertahankan mineral dari waktu ke waktu. Lebih baik membiarkan gulma melapuk dan semakin menyuburkan tanah.
Mengubur sisa tanaman harus dihindari terutama di lahan miring untuk membatasi erosi tanah.

5.4 Pemberian mulsa

Pemasngan mulsa dilakukan dengan maksud untuk menutupi tanah dengan tanaman atau bahan lain agar mengurangi penguapan dan hilangnya kelembaban tanah serta untuk meminimalkan kebutuhan irigasi selama musim kering.
Pemasangan mulsa juga dapatmengurangi pertumbuhan gulma.

5.5 Pemupukan

Kelor dapat menghasilkan daun dalam jumlah besar, bila mendapat cukup
zat hara atau pupuk organik. Kandungan daun Kelor kaya protein dan mineral, yang berarti bahwa tanah harus menyediakan nitrogen dan mineral yang cukup bagi tanaman.
Dibanding pupuk kimia, pupuk kandang atau kompos dapat memberikan nutrisi yang diperlukan serta memperbaiki struktur tanah. Pemberian bokashi yang merupakan campuran pupuk kandang, kompos dan jerami kering, yang difermentasi dengan mikroorganisma, sangat baik bagi pertumbuhan tanaman Kelor.
Pemupukan harus dilakukan selama persiapan lahan, sebelum penyemaian. Setelah itu penting untuk memberikan pupuk kandang atau kompos atau bokashi setidaknya sekali setahun, misalnya sebelum musim hujan, ketika pohon-pohon akan memulai suatu periode pertumbuhan yang intens.

5.6 Pemangkasan

Setelah pemangkasan awal untuk membentuk pohon, pemangkasan pemeliharaan diperlukan. Hal ini dapat dilakukan pada setiap panen, jika daun dipanen dengan cara memotong semua batang di atas ketinggian tertentu. Jika daun yang dipanen dengan memetik, atau jika pohon tersebut tidak secepatnya dipanen saat musim kemarau, bentuk lebat bisa hilang dan pemangkasan yang baik harus dilakukan pada awal musim hujan. Di Niger, pohon Kelor ditebang 20 cm di atas tanah sekali atau dua kali setahun. Jika batang utama terlalu tebal, cabang terminal dapat ditebang seperti dalam pemangkasan awal. Dalam kasus apapun, adalah penting untuk memotong tepat di atas mata ruas untuk menghindari busuk batang.

Pada pohon Kelor yang berasal dari biji, pemangkasan membantu mendorong buah atau polong tumbuh lebih banyak danlebih besar. Pangkas batang saat tinggi tanaman mencapai sekitar satu meter untuk merangsang percabangan.


6. Hama dan Penyakit

6.1 Serangga

Yang paling umum adalah hama belalang, jangkrik dan ulat. Serangga menggigit dan mengunyah bagian tanaman, menyebabkan kerusakan daun, tunas, bunga, tunas, buah atau biji serta gangguan aliran getah. Serangan serangga lebih sering terjadi di daerah kering di mana daun Kelor sangat menarik bagi serangga. Biasanya, serangan ini terjadi pada awal musim kering ketika serangga tidak dapat menemukan sumber bahan pakan hijau lainnya.

Solusi terbaik dalam mengatasi serangan serangga yang hebat adalah memotong kembali batang pohon, tanpa meninggalkan bagian yang dimana daun tumbuh. Jangan khawatir, pertumbuhan berikutnya akan sangat cepat, terutama bila mendapat pasokan air yang cukup. Mengenai ulat Lepidoptera, sangat penting untuk mendeteksi serangannya sejak dari awal, agar dapat bertindak sebelum terlambat.

Penyemprotan harus ditujukan pada pusat tanaman dan terutama pada tunas dimana ulat muda biasanya terdapat. Penggunaan insektisida dan petisida, sebaiknya menggunakan bahan organik yang dapat digunakan untuk melawan serangga, jika disemprotkan pada waktunya. Atau insektisidan dan pestisida organik lainnya yang tersedia di pasaran.

Serangan rayap juga menyebabkan kerusakan pada perkebunan Kelor.
Beberapa solusi organik yang ada untuk pengendalian rayap :

Menebarkan pasta biji mimba ke tanah.
  • Memberikan ekstrak daun jarak pagar, kulit mahoni, daun tephrosia atau persia lilac pada sekitar pangkal batang.
  • Menumpukan abu di dasar tanaman.
  • Membuat perangkap rayap menggunakan mangkuk diisi dengan jerami basah, tanah dan limbah sayuran lainnya. Mangkuk diisi pada pagi hari, simpan pada bagian tanah yang rendah dengan mengubur dasar mangkuk dan ditutup dengan dedaunan kering untuk mempertahankan kesejukan. Perangkap ini harus diperiksa setiap 24 sampai 48 jam.
Jika sangat terpaksa harus menggunakan insektisida sintetis, maka pilih yang paling beracun seperti piretroid (Decis, Karate, Klartan). Mereka tetap aktif selama 20 hari atau lebih, bahkan dalam kondisi panas atau berangin. Piretroid membunuh telur Lepidoptera. Namun resikonya, waktu panen harus ditunda setidaknya sekitar 7 hari dan 14 hari jika daunnya untuk dimakan mentah.

Hindari menggunakan insektisida sintetis lebih dari 2 atau 3 kali dalam satu musim, karena menimbulkan resistensi terhadap pestisida dan serangan kutu.

6.2 Jamur (Penyakit)

Penyakit yang paling banyak menyerang tanaman Kelor adalah serangan jamur, terutama jamur Cercospora spp dan Septoria lycopersici. Bintik bintik cokelat dapat muncul pada daun dan kemudian menyebar menutupi permukaan daun sepenuhnya, menyebabkan daun menguning dan mati.
Alternaria juga sering dengan ciri munculnya warna coklat gelap dengan bintik-bintik lingkaran konsentris pada sudut daun. Tanda hitam atau coklat juga muncul pada cabang-cabang. Jamur ini dikenal sebagai Alternaria solani.

Timbulnya penyakit ini sulit untuk dideteksi dan seringkali terlambat untuk diatasi, sehingga defoliasi tidak bisa dihindari. Hal yang penting adalah mengingat periode pada saat gejala muncul, agar dapat bertindak lebih awal pada musim berikutnya. Gunakan fungisida nabati untuk mengatasi nya.

Dalam pertanian organik, sisa gulma sering disimpan disekitar pohon dapat menjadi sarang tumbuhnya jamur. Daun dan tunas muda harus diperiksa secara teratur untuk mengurangi serangan jamur. Sebuah deteksi dini atas serangan jamur, dapat menyelamatkan banyak tanaman muda dari kehancuran. Ekstrak daun nimba atau ekstrak biji dapat disemprotkan pada tanaman untuk mengendalikan serangan hama dan jamur. Meskipun perawatan ini tidak seefektif menggunakan produk kimia, namun menjadi pilihan terbaik mengingat bagian-bagian tanaman Kelor dikonsumsi oleh manusia.

Ekstrak nimba harus digunakan sedini mungkin dan disemprot
berulang kali. Ekstrak Nimba tidak beracun bagi manusia. Penggunaan ekstrak biji, lebih efektif dibanding ekstrak daunnya.




7. Panen dan Pengangkutan

7.1 Pemanenan tunas dan daun

Pohon Kelor memiliki daun majemuk: satu daun terdiri dari beberapa tangkai daun. Apa yang disebut daun Kelor, justru rangkaian tangkai daun yang melekat pada malai yang berasal dari cabang. Panen manual tunas dan daun dengan menggunakan gunting stek, sabit atau pisau tajam. Semua tunas harus dipotong pada ketinggian yang diinginkan, yaitu 30 cm sampai 1 m di atas tanah. Pemanen mekanik juga dapat digunakan untuk skala besar, yaitu perkebunan yang produksi daun secara intensif.

Pemanenan juga bisa dilakukan dengan meluruhkan daun langsung dari pohonnya, mulai dari dasar tangkai daun. Panen dengan cari ini memang lebih cepat, namun pohon Kelor tidak akan mendapat manfaat dari pemangkasan yang baik dan akan menghambat pertumbuhan berikutnya.
Menjaga tingkat kebersihan daun yang dipanen merupakan syarat mutlak.

Lakukan panen pada pagi atau sore hari. Penting untuk memastikan tidak ada embun pada daun sebelum panen, terutama di pagi hari, agar daun tidak cepat membusuk selama proses transportasi.


7.2 Pengangkutan

Dalam pemanenan biji, buah atau polong harus dipanen sedini mungkin ketika polong sudah matang penuh, dengan ciri-ciri polong berwarna coklat dan kering serta dapat membuka dengan mudah. Biji dikeluarkan dari polongnya dan disimpan di tempat yang kering. Cabang pohon Kelor mudah patah, karenanya tidak dianjurkan untuk memanjat pohon pada saat melakukan pemanenan polong. Sebaiknya gunakan galah yang cukup panjang dan diberi sabit atau pengait pada ujungnya.

Transportasi dalam proses produksi daun Kelor adalah langkah yang sangat penting dalam memastikan daun berkualitas tinggi untuk konsumsi. Dua pilihan yang dapat dilakukan yaitu :
  • Bila jarak antara areal tanaman dengan pusat pengolahan dekat, disarankan untuk memotong cabang besar dan mengangkut seluruh bagiannya, termasuk daun, kepusat pengolahan sebelum defoliating. Proses peluruhan daun dilakukan di pusat pengolahan.
  • Bila jarak antara areal tanaman dengan pusat pengolahan jauh, sebaiknya daun diluruhkan terlebih dahulu dari cabangnya kemudian mengangkutnya ke pusat pengolahan.

Daun yang baru dipanen harus diangkut ke pusat pengolahan secepat mungkin untuk menghindari kerusakan. Pengangkutan daun Kelor segar, harus berventilasi baik. Untuk jarak pendek gunakan keranjang atau wadah plastik berlubang. Hindari kendaraan terbuka, apalagi ditumpuk di bawah barang atau diduduki, hal itu akan merusak kualitas daun. Transportasi sebaiknya dilakukan pada pagi, sore atau malam dimana cuaca tidak panas. Daun yang diangkut dalam jarak jauh harus dalam van berpendingin untuk menghindari kerusakan sebelum sampai di pusat pengolahan.

5 komentar:

  1. apakah ada laporan mengenai informasi ini...???

    BalasHapus
  2. broww jika copas di sebutkan dong referensinya ... ini kan punya bapak KRISNADI 2015 ,, saya punya e book nya , nanti jadi plagiat..

    BalasHapus
  3. Klau buat buah ny bisa brpa kli panen ny dlm 1 thun

    BalasHapus
  4. HIV / Herpes hakkındaki araştırmam sırasında Hiv / Herpes bilgisine rastladım; google'da STD araması yaparken bulması oldukça kolay olan bilgiler. HIV / Herpes Cured'in komplo olduğunu düşünerek komplo içindeydim. Komplo olmak bir cehaletti, bitkisel ilaç konusunda oldukça ilginç buldum. Bitkisel tedavinin resmi HIV / Herpes web sitelerinde soru sordum ve Hiv / Herpes propagandasını papağanladığımı söyleyen moderatörler tarafından yasaklandım. Bu, Hiv / Herpes tedavisinin olduğuna dair inancımı pekiştirdi. Daha sonra almanca adında bir bayan buldum Achima Abelard Dr Itua Hiv'i tedavi ettim. iki hafta boyunca.Ve bugün hayatımda hiçbir Hiv / Herpes Tedavi Edilmedim, Hiv / Herpes gruplarının Hiv / Herpes Bitkisel Tedavisi hakkında daha fazla bilgi edinmek için insanlarla iletişim kurma girişiminde bulunmaya çalıştım. aynı hastalıkta bu bilgiler size yardımcı olur ve bu bilgiyi diğer insanlara yardım etmek umuduyla yaymak için elimden gelenin en iyisini yapmak istedim. Bu Dr Itua Bitkisel Tıp, acı çeken insanlar için bir umut olduğuna inanmamı sağlıyor, Parkinson hastalığı , Şizofreni, Kanser, Skolyoz, Fibromiyalji, Florokinolon Toksisite Sendromu Fibrodysplasia Ossificans Progressiva.Infertilite, Epilepsi, Diyabet, Çölyak hastalığı, Artrit, Amyotrofik Lateral Skleroz, Alziyer hastalığı s.Hiv_ Aids, Herpes, İnflamatuar barsak hastalığı, Copd, Diyabet, Hepatit, Tasha ve Tara, Conley, Mckinney'i ve her çeşit hastalıktan nasıl daha fazla acı çektiğini çevrimiçi olarak okudum, bu yüzden onunla iletişim kurdum. Kendisi Tanrı'nın eşsiz bir kalbi olan bir bitkisel doktordur, Contact Emal..drituaherbalcenter @ gmail.com Telefon veya whatsapp .. + 2348149277967.

    BalasHapus